Selamat Datang di Pustaka Madani, laman bagi pencari pustaka

Jumat, 25 Mei 2012

K

KEMAMPUAN, pengembangan otak kanan anak-anak
Seyogyanya proses belajar mengajar jadi lebih hidup sebab ketika manusia berpikir maka merupakan cerminan jiwa dan gambaran kehidupan serta eksistensi kehidupan itu sendiri. Dengan berpikir seperti itu maka sesungguhnya mereka telah memanusiakan manusia, ungkapan ini menggambarkan bahwa sesungguhnya banyak orang yang belum memperlakukan manusia secara manusiawi, maka manusia perlu dimanusiakan lagi agar pendidikan menjadi sebuah kualitas.
(Am. Rukky Santoso, Mengembangkan Kemampuan Otak Kanan Anak-Anak (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002) h. XIX)

---------------------------
KARYA, metode karya wisata
Pengertian metode tercantum di dalam kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud. Sedangkan karya wisata adalah berpergian atau mengunjungi suatu objek dalam rangka memperluas pengetahuan.
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), Cet, Ke-2, h. 530)

---------------------------
Karya Wisata
Sedangkan karya wisata adalah berpergian atau mengunjungi suatu objek dalam rangka memperluas pengetahuan.
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), Cet, Ke-2, h. 393)

---------------------------
KEM, gambaran kecepatan efektifitas membaca
Kecepatan Efektif Membaca (KEM) adalah sebuah istilah untuk mencerminkan kemampuan membaca yang sesungguhnya yang dicapai oleh pembaca, karena KEM merupakan perpaduan antara kecepatan membaca dan kemampuan memahami bacaan. KEM dapat ditentukan dengan jalan memperkalikan kecepatan membaca dengan prosentase pemahaman isi bacaan (Harjasujana,2000:109).
(Harjosujono, Akhmad Slamet, 1996. Membaca 2. Jakarta : Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Menengah Umum. Bagian Proyek Penataran Baru SLTP Setara D.III)

--------------------------
KEM, kecepatan efektif membaca
Untuk mencapai KEM yang tinggi diperlukan pelatihan dan pembiasaan. KEM seseorang dapat dibina dan ditingkatkan melalui proses berlatih. Ada dua faktor utama yang diduga sebagai faktor yang mempengaruhi KEM, yakni faktor dalam (internal) dengan faktor luar (eksternal). Yang dimaksud dengan faktor dalam adalah faktor yang berada di dalam diri pembaca itu sendiri, yaitu : intelegensi, minat, dan motivasi, sikap baca, kompetensi kebahasaan, tujuan baca, dll. Yang dimaksud faktor luar adalah faktor-faktor yang berada di luar pembaca. Faktor ini dapat dibedakan ke dalam dua hal, yakni faktor-faktor yang berkenaan dengan bacaan (keterbacaan dan organisasi bacaan) dan sifat-sifat lingkungan baca (guru, fasilitas, model pembelajaran, metode membaca, dll) (Harjasujana, 2000:110)
(Harjosujono, Akhmad Slamet, 1996. Membaca 2. Jakarta : Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Menengah Umum. Bagian Proyek Penataran Baru SLTP Setara D.III)

-------------------------
Klos, arti
Klos berasal dari kata “CLOZURE” yaitu suatu istilah dari ilmu jiwa Gestalt. Hal ini seperti yang dikemukakan Wilson Taylor yang dikutip oleh Kamidjan,  bahwa: Konsep teknik klos ini menjelaskan tentang kecenderungan orang untuk menyempurnakan suatu pola yang tidak lengkap menjadi suatu kesatuan yang utuh. ( Kamidjan, 1996:66 ).
(Kasmidjan, Drs. 1996. Teori Membaca. Surabaya : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni.)

------------------------
Klos, keunggulan dan kelemahan alat ukur
Menurut Kamidjan (1996:72) suatu alat ukur tentu memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulannya sebagai berikut : adanya pola interaksi antara pembaca dan penulis, menilai keterbacaan sekaligus keterampilan membaca, teknik klos merupakan alat tes yang bersifat fleksibel dan singkat, tes klos dapat menjangkau jumlah pembaca yang banyak, teknik klos dapat juga dipakai sebagai alat untuk mengajar di kelas, tes ini juga bisa dipakai untuk latihan membaca pemahaman, dan melatih siswa (pembaca) bersikap kritis terhadap wacana. Sedangkan kelemahannya yaitu : validitas keunggulan pemahaman kurang, pembaca belum tentu mengatasi pemahaman wacana tersebut, dan adanya kelipatan pengisian yang konsistensi.
(Kasmidjan, Drs. 1996. Teori Membaca. Surabaya : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni.)

-------------------------
Klos, metode
Metode Klos menurut Heilman, Hittleman, dan Bartmuth (dalam Sujana,1987:144) menyatakan bahwa, teknik klos ini bukan sekedar bermanfaat untuk mengukur tingkat keterbacaan wacana, melainkan juga mengukur tingkat keterpahaman pembacanya. Melalui teknik ini kita akan mengetahui perkembangan konsep, pemahaman, pemahaman, dan pengetahuan linguistik siswa. Hal ini sangat berguna untuk menentukan tingkat instruksional yang tepat murid-muridnya.


-------------------------
Karakteristik siswa
Karakteristik siswa menurut Rubiyanto, dkk (2004: 11) yaitu:
a.    Unik (berbeda satu dengan yang lainnya)
b.    Sebagai sebuah organisme total
c.    Mempunyai kesiapan bertindak
d.    Mempunyai tugas-tugas perkembangan
e.    Mempunyai berbagai kebutuhan
f.    Mempunyai kecenderungan-kecenderungan umum dalam bertindak
g.    Mempunyai tujuan khusus
h.    Mempunyai motifator untuk dirinya sendiri
(Rubiyanto,Rubino dkk.2004. Landasan Pendidikan. Surakarta:MUP UMS)

Konsep, pengertian
Menurut Sagala (2006: 71) menyatakan bahwa konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan meliputi prinsip, hukum, dan teori. Konsep merupakan bagian dasar untuk membangun pengetahuan yang mantap karena konsep merupakan bagian dasar ilmu pengetahuan.
(Sagala, Syaiful. 2006. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta)

-------------------------
Kuis Tim
Pembelajaran aktif Kuis Tim merupakan sebuah metode/ model pedekatan pembelajaran, dimana siswa belajar bersama saling menyumbangkan pikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu maupun kelompok serta mempresentasikan hasil belajarnya (Slavin:1991).
(Slavin, R.E. 1986. Learning Together, VII/002. Summer 1986 1-7 America, American Educator)

-------------------------
Kualitatif, penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif karena penelitian ini sesuai dengan ciri-ciri penelitian kualitatif (Sudjana, 2004:197), yaitu: (a) menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung, (b) bersifat deskriptif analitik, (c) tekanan penelitian ada pada proses bukan pada hasil, (d) bersifat induktif, (e) mengutamakan makna.
Selanjutnya Sudjana (2004:200) mengatakan bahwa penelitian kualitatif tidak dimulai dari teori yang dipersiapkan sebelumnya, tetapi dimulai dari lapangan berdasarkan lingkungan alami. Data dan informasi lapangan ditarik makna dan konsepnya, melalui pemaparan deskriptif analitik, tanpa menggunakan enumerasi dan statistik, sebab lebih mengutamakan proses terjadinya suatu peristiwa dan tingkah laku dalam situasi alami. Generalisasi tak perlu dilakukan sebab deskripsi dan interpretasi terjadi dalam konteks ruang, waktu dan situasi tertentu.
(Sudjana, N. 2004. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung, Sinar Baru Algensindo)



Menurut Moleong (dalam Sri Harmini, 2004:22), kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif adalah sebagai perencana, pelaksana, pengumpul, penganalisis, penafsir data dan akhirnya sebagai pelapor hasil penelitian.
(Harmini, Sri dkk. 2004. Model bermain Sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Cacah di Kelas III SD Negeri Tlogomas Kota Malang. Laporan Penelitian. Malang. Universitas Negeri Malang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar